Pages

Subscribe:

Kamis, 19 April 2012

PENGELOLAAN LINGKUNGAN


PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Permasalahan Lingkungan
Satuan system ekologi (ekosistem/lingkungan) tidak dibatasi oleh batas
administrasi, tetapi dibatasi oleh kesamaan karakteristik dari satu satuan ekosistem
tersebut. Karakteristik yang menonjol di suatu wilayah ekosistem akan menentukan pola
pengelolaannya. Ada 5 karakteristik lingkungan, yaitu : 1) selalu berubah, 2)
mengandung ketidakpastian, 3) kompleks, 4)mengundang konflik dan 5) terbatas
Agar dapat mengelola lingkungan hidup dengan baik dan benar, maka perlu
diketahui permasalahan lingkungan yang harus ditangani/dikelola dengan cara-cara yang
sesuai dengan permasalahan lingkungan tersebut. Masalah lingkungan hidup dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu permasalahan lingkungan alam,
permasalahan lingkungan buatan dan permasalahan lingkungan social.
1. Permasalahan Lingkungan Alam. Permasalahan lingkungan alam di Indonesia
terutama meliputi 6 hal, yaitu :
a. Sumberdaya Lahan
Permasalahan-permasalahan yang ada antara lain :
· Bertambahnya jumlah penduduk disertai dengan meningkatnya pembangunan
menyebabkan terjadinya pergeseran pola penggunaan lahan, seperti pergeseran
dari penggunaan lahan untuk pertanian menjadi pemukiman dan industri
· Pola penggunaan lahan tidak sesuai dengan kemampuan lahan sehingga
menimbulkan menimbulkan berbagai masalah seperti lahan kritis, hilangnya
lahan pertanian yang subur, pencemaran tanah dan lain-lain
· Degradasi lahan karena penggunaan bahan-bahan kimia untuk pertanian, dan
penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan
· Turunnya produktivitas lahan karena erosi.
b. Sumberdaya Air
Pesatnya perkembangan industri dan peningkatan jumlah penduduk telah memacu
penggunaan air baik berupa air tanah maupun air permukaan untuk keperluan
domestik, industri, PLTA, irigasi, dll. Hal ini merupakan ancaman bagi
ketersediaan/kuantitas air dan kualitas air. Beberapa permasalahan yang timbul
adalah pencemaran air karena limbah industri, kegiatan pertanian, penurunan muka
air tanah sehingga terjadi intrusi air laut.
c. Sumberdaya Hutan
Kualitas dan kuantitas sumberdaya huta cenderung menurun karena pembalakan
kayu yang berlebihan oleh para pemegang HPH (Hak Pengusahaan Hutan),
kebakaran hutan, perambahan hutan, perladangan berpindah, tumpang tindih
penggunaan lahan hutan dengan kegiatan pembangunan seperti perkebunan,
transmigrasi, pertambangan, pembangunan jalan dan prasarana lainnya. Sementara
itu kegiatan-kegiatan rehabilitasi belum memadai dibanding dengan laju kerusakan
yang terjadi.
d. Keanekaragaman Hayati
Pulau-pulau di Indonesia bervariasi dari yang sempit sampai yang luas, dari datar
sampai berbukit serta bergunung tinggi, sehingga mampu menunjang kehidupan flora,
fauna dan mikroba yang beranekaragam. Ditambah lagi dengan kekayaan hayati yang
ada di laut. Oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai mega
diversity jenis hayati. Namun demikian keanekaragaman hayati Indonesia cenderung
menyusut karena lingkungan yang mendukung kehidupan mega diversity tersebut
diperkirakan menyusut seluas 15 000-20 000 ha/tahun, karena konversi lahan,
pertanian monokultur, perindustrial, dll.
e. Pesisir dan Lautan
Permasalahan di Indonesia terutama karena eksploitasi yang berlebihan tanpa
terkendali terhadap sumberdaya alam di wilayah pesisir dan lautan, seperti hutan
mangrove, terumbu karang, pasir laut, dll. Hal ini menyebabkan degradasi ekosistem
pesisir dan lautanSelain itu juga terjadi pencemaran oleh logam berat dan tumpahan
minyak.
f. Udara
Udara merupaka bagian atmosfer yang peka terhadap pengaruh lingkungan.
Pencemaran udara akan mempengaruhi kualitas udara, cuaca dan iklim. Peningkatan
konsentrasi gas-gas akibat aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan
menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang menyebabkan pemanasan global.
2. Permasalahan Lingkungan Buatan
Permasalahan yang terjadi terutama adalah kualitas lingkungan di perkotaan yang
cenderung menurun, seperti kurangnya ruang terbuka hijau, tempat bermain anak, dan
lapangan olah raga, banyaknya pemukiman kumuh, harga tanah yang semakin mahal
serta masalah yang ti,bul karena sampah kota dan pencemaran
3. Permasalahan Lingkungan Sosial
Perubahan masyarakat dari bersifat tradisional agraris ke masyarakat era industri
(modernisasi) menyebabkan perubahan-perubahan sosial antara lain :
a. Perubahan pranata (pranata keluarga, pemerintahan, ekonomi, agama, pendidikan,
dll)
b. Perubahan Nilai (gotomg royomg, kesetiakawanan sosial, loyalitas dan
kebersamaan menjadi kebebasan, individual, materialistik, liberal, dll.)
c. Kenekaragaman kelompok. Berkembangnya pranata dan niali-nilai masyarakat
membawa semakin berkembangnya ragam kelompok sosial dan kelas ekonomi
d. Kontrol Sosial. Melemahnya kontrol sosial dalam masyarakat dan keluarga telah
banyak memunculkan masalah-masalah sosial psikologis dalam masyarakat
Perubahan-perubahan di atas membawa dampak sosial budaya, yaitu munculnya
kelompok-kelompok eksis (surplus) dan kelompok-kelompok yang tersisih (tidak
dapat berperan dalam pembangunan), yang pada akhirnya menimbulkan persaingan
antar kelompok, konflik kepentingan, diskriminasi, ketimpangan sosail, makin
banyaknya kelompok masyarakat yang menjadi beban lingkungan, serta pemborosan
sumberdaya alam (energi) dari kelompok masyarakat yang surplus.
C. Pendekatan (Instrumen) Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam pengelolaan lingkungan hidup terdapat 8 pendekatan/instrumen.
Pemilihan pendekatan/instrumen mana yang akan digunakan tergantung pada
karakteristik lingkungan yang menonjol dan permasalahan lingkungan yang ada. Adapun
8 pendekatan tersebut adalah :
1. Pendekatan Teknologis
Melalui pendekatan ini, maka teknologi yang membawa dampak kerusakan
lingkungan diganti dengan teknologi yang ramah lingkungan (teknologi bersih), juga
dikembangkan teknologi pengelolaan limbah. Dalam hal ini diterapkan prinsip 4 R, yang
terdiri dari reuse (pemakaian kembali, reduce (pengurangan), recycle (daur ulang dan
recovery.
2. Pendekatan Administrasi, Hukum dan Peraturan
Pendekatan ini dilakukan dengan jalan melakukan penataan dan pengaturan
terhadap manusia sebagai pelaku lingkungan, sehingga perilaku manusia dapat
terkendali, yang pada akhirnya diharapkan dampak negartif dari kegiatannya terhadap
lingkungan akan berkurang atau dapat diatasi.
Pendekatan ini dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
· mengikat (ada konsekuensi hukuman), seperti AMDAL (Peraturan Pemerintah
No. 51 Th 1993). UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan), UPL (Upaya
Pemantauan Lingkungan), baku mutu, tata ruang dll.
· Suka rela (ada konsekuensi di masyarakat nasional/internasional) seperti
ecolabelling, sertifikat halal
3. Pendekatan Ekonomis
Dalam pendekatan ini, setiap komponen lingkungan dianggap mempunyai harga
ekonomi dan dilakukan evaluasi terhadap perubahan lingkungan. Jika diketahui harga
lingkungan sangat mahal. Maka diharapkan manusia akan berhati-hati terhadap
lingkungannya. Dalam ekonomi lingkungan, barang lingkungan dianggap sebagai barang
produksi sehingga faktor lingkungan diinternalkan/dimasukkan ke dalam biaya produksi.
Dengan demikian lingkungan merupakan barang yang sangat berharga
4. Pendekatan Pendidikan/Pelatihan
Kondisi mayarakat yang masih kurang informasi lingkungan, atau mempunyai
tanggung jawab terhadap lingkungan yang masih rendah, atau merasa tidak mempunyai
kapasitas dalam pengelolaan lingkungan, ataupun sebagai korban ketidakadilan dalam
pengelolaan lingkungan, maka untuk mengantisipasi semua kondisi tersebut diperlukan
pendidikan dan pelatihan mengenai lingkungan hidup dan pengelolaannya.
Pendidikan/Pelatihan ini dapat dilakukan secara formal maupun informal
5. Pendekatan Sosial Budaya
Keragaman sosial budaya dalam masyarakat akan mempengaruhi pandangan
dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan, sehingga tidak dapat dilakukan
generalisasi dalam pengelolaan lingkungan di tiap wilayah masyarakat. Jadi pengelolaan
lingkungan akan bersifat lokal dan spesifik untuk suatu wilayah tertentu. Harus
diperhatikan juga adanya indigenous knowledge (pengetahuan lokal) yang merupakan
kearifan tradisional/masyarakat setempat dalam pengelolaan lingkungan. Misalnya pada
masyarakat petani di jawa terdapat sistem pergiliran tanaman berdasarkan titi mangsa

Minggu, 18 Maret 2012

Honda DBL Riau Series 2012

Honda DBL Riau Series 2012

Pada saat tim Putri SMK N 2 Teluk Kuantan mengikuti Honda DBL Riau Series 2012 mereka menjadi Champion Honda DBL Riau Series 2012 setelah berjuang dengan keras menaklukkan SMA N 1 Pekanbaru.Para pemain SMK N 2 Teluk Kuantan bercucuran keringat,kelelahan hingga kehabisan nafas hanya untuk membela SMK N 2 Teluk kuantan dan akhirnya bisa memenangkan pertandingan dengan scor 80 : 46,dan latihan selama ini pun tidak sisa-sia setelah menjadi Champion Honda DBL Riau Series.Kemenangkan ini tidak luput dari izin allah dan do’a para siswa SMK N 2 Teluk kuantan.